Monday, October 24, 2011

Spots in Lombok Island, Part 4



Tanjung Aan

Pantai Tanjung Aan dan Pantai Torok Bare lokasinya bersebelahan. Untuk menuju ke tempat ini jalannya kecil tapi sudah beraspal. Tidak susah, waktu kita kesana bulan September kondisi aspal cukup mulus dan penunjuk jalannya cukup jelas. Sepertinya lokasi kedua tempat ini memang sudah dipersiapkan oleh pemerintah daerah Lombok Tengah sebagai tempat wisata satu paket dengan lokasi wisata Pantai Kute.

Kalau kita lihat di peta yang ada pada umumnya, terlihat hanya satu jalan pantai saja di sepanjang jalur Pantai Selatan wilayah Lombok Tengah ini. Tapi faktanya tidak demikian. Tadinya kita mengira kita akan langsung menemukan Pantai Tanjung Aan ini dalam perjalanan kita ke Awang, ternyata tidak. Kita memang melewati bagian dari desa Tanjung Aan, tapi bukan jalan pantai.

Untuk menuju Pantai Tanjung Aan kita melewati jalan pantai dari Pantai Kute, melewati Novotel dan kita ikuti terus jalan ke Timur. Kita akan temukan banyak sekali penunjuk jalan untuk menuju Pantai Tanjung Aan. Daerahnya cukup berkembang dan tidak sekering wilayah Lombok bagian Selatan lainnya.

Kita penasaran dengan Pantai ini karena kita punya customer di Lombok yang sering windsurfing di Pantai tersebut. Kita benar-benar ingin tahu seperti apa spot di tempat dia. Customer kita ini sebelumnya punya boards yang volume-nya kecil dan layar size 7 meter kebawah. Dia bilang jarang sekali kondisi seperti itu terjadi di Tanjung Aan. Itu sebabnya dia memerlukan board dengan volume besar dan layar lebih besar. Perkiraan saya berat badan dia sekitar 80 kg dan tinggi badan sekitar 180 cm. Dan dia membeli dari kita board 140 Liter dan sail 8.5 meter.

Pada saat kita berada di Tanjung Aan memang kecepatan angin lebih sedikit dibanding kondisi di teluk Bumbang pada hari yang sama (jam berbeda). Kondisi saat itu memang sesuai untuk board dan layar yang baru dia beli.

Note :
Pada saat kita lagi di Tanjung Aan itu kita juga sempat dikejar turis dari Belgia yang penasaran ingin tahu dimana bisa windsurfing di Lombok. Kita juga jadi heran sendiri kok bisa dia tahu kita yang mereka kejar ini windsurfer. Padahal waktu itu kita nggak mengeluarkan peralatan kita dan kita tidak berencana main saat itu karena sudah terlalu sore. Ternyata katanya karena merek yang ada di rushguard yang kita pakai, kita belum sempat ganti baju. Juga karena bulky surf bag yang kita bawa kesana kemari di atas roof rack beda dengan bawaan para surfer. Ada-ada saja. Tapi jadi tahu ternyata merek-merek yang tertera di apparel kita dan kita bawa kesana kemari bisa menunjukkan siapa diri kita. Tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Selain itu kita jadi tahu kalau ternyata masih ada saja orang yang berminat dengan windsurfing padahal sering dibilang bahwa windsurfing itu olah raga yang sudah mati tidak ada peminatnya lagi, sudah tidak trendy lagi. Katanya, semua sudah beralih ke olah raga kitesurfing. Ternyata tidak benar. Pasti para windsurfer setuju, windsurfing adalah olah raga yang indah, fun dan unik yang tidak tergantikan.