Tuesday, March 22, 2011

Pencemaran di kawasan Sanur Reef

Kebiasaan kami berdua, saya dan suami, adalah melakukan beach walking di dasar perairan Sanur Reef saat sore hari menjelang purnama atau setelah purnama karena air surut banyak sehingga berjalan kaki bisa dilakukan hingga ke mercu suar di ujung reef terluar, meski kita belum pernah melakukan jalan sampai ke mercu suar itu. Sambil melakukan beach walking kita mengamati makhluk-makhluk yang hidup di air dangkal seperti siput-siput, landak laut, timun laut, dan berbagai jenis bintang laut.

Terakhir kami mengamati perairan Sanur Reef adalah pada tanggal 20 Maret 2011 lalu. Betapa shock-nya kami saat melihat keadaan perairan di kawasan Sanur Reef ini. Kondisinya berbeda jauh dengan keadaan tiga bulan yang lalu apalagi dengan keadaan 6 bulan sebelumnya. Kondisi terakhir yang kami lihat, seaweed dan ganggang laut berkembang luar biasa pesat. Tidak ada lagi kawasan di Sanur Reef ini yang tidak tertutup oleh seaweed dan ganggang. Seluruh dasarnya full dipenuhi ganggang. Dan sebaliknya hewan-hewan perairan dangkal seperti timun laut, bintang laut, dan berbagai binatang lunak lain yang biasa saya lihat jumlahnya menurun sangat tajam.

Air laut di kawasan Serangan channel dan Sanur Reef akhir-akhir ini memang keruh luar biasa, bukan cuma keruh tapi sudah berwarna ke coklatan. Sampah seperti biasa tetap banyak mengambang dan terbawa arus, mulai dari sampah bekas sembahyang seperti tatakan sesaji dari daun janur kering, potongan kayu dan bambu, plastik-plastik kemasan makanan ringan dan kantong plastik, sedotan, gelas, botol plastik dan kaleng aluminium bekas minuman ringan, hingga binatang mati serta serpihan janin hasil aborsi. Tapi yang paling mengganggu jika sedang melakukan watersport dan sunbathing di Sanur beach dan Mertasari beach adalah bau menyengat yang terbawa angin dari arah Serangan Channel, bau busuk menyengat aroma sampah, seperti bau amoniak. Bau ini sudah pasti berasal dari TPA Suwung. Tapi saya tidak tahu pasti apakah air keruh di perairan Sanur reef ini diakibatkan leakage (cairan hitam yang terbentuk pada timbunan sampah) dari TPA atau diakibatkan hujan yang membawa material lumpur dan mengotori perairan, karena tukad-tukad dan saluran-saluran sewage (pembuangan air kotor) di daerah Denpasar Timur banyak yang bermuara di Serangan Channel dan arus pasang-surut memudahkan penyebaran keseluruh kawasan Sanur Reef.

Pertumbuhan ganggang dan seaweed yang sangat pesat memang ada hubungannya dengan penurunan kualitas air laut. Saya belum tahu apakah pemerintah Bali dan Denpasar khususnya mengetahui kondisi ini. Yaitu pencemaran air laut luar biasa yang sedang terjadi. Maksud saya menceritakan dan menyebarkannya ke publik adalah untuk memanggil para pecinta lingkungan, orang-orang yang bergerak dalam penyelamatan lingkungan dan pemerintah Denpasar untuk mengetahuinya dan berusaha mengambil langkah-langkah yang perlu untuk mencegah kerusakan masive lingkungan di kawasan Sanur Reef. Dan pertanyaan saya mau dibawa kemana pariwisata kawasan Sanur?

NOTE :
Yang saya harap dilakukan oleh pengamat, pecinta dan penyelamat lingkungan serta pemerintah adalah :

  1. Menguji dan menganalisa kadar pencemaran air laut yang sedang terjadi di dalam perairan Sanur Reef terutama tempat dimana digunakan untuk watersport dan kegiatan pariwisata. Serta mencari darimana asal pencemarannya.
  2. Mengambil tindakan seperti membuat area pengolahan air limbah di muara seewage sebelum air dialirkan dan dibuang ke laut.
  3. Me-review kembali keputusan menggunakan kawasan Suwung sebagai Tempat Pembuangan Akhir (TPA), dan merencanakan system sanitary landfill di area lain yang tidak berada di lokasi dengan muka air tanah yang tinggi, apalagi daerah rawa-rawa, pada saat air pasang air laut naik masuk jauh kedaratan dan pada saat surut membawa sebagian sampah ketengah laut.


Hal-hal kecil yang bisa dilakukan semua orang adalah :

  • Memisahkan sampah plastik dan sampah organik, sehingga memudahkan pemulung mengambil barang-barang yang bisa di recycle.
  • Mengurangi pemakaian bahan-bahan dengan kemasan isi ulang, karena kemasannya tidak bisa di recycle.
  • Membeli shampoo, sabun cair, pembersih, pewangi dan deterjen dengan kemasan yang besar sekaligus terutama untuk keluarga sangat memungkinkan, jangan dengan kemasan kecil-kecil berupa sachet, sehingga mengurangi sampah kemasannya.
  • Mintalah kopi dan teh yang disajikan di dalam cangkir porselen, dan makanan pun dengan piring porselen jika sedang hangout di cafĂ© dan resto, bukan dengan gelas, piring serta sendok dari kertas karton berlilin, plastik atau styrofoam maupun sedotan plastik. Dan menurut saya kopi dan teh jauh lebih nikmat bila menggunakan cangkir porselen. Makan pun lebih nikmat diatas piring kaca atau porselen dengan sendok garpu logam dari pada makan pakai barang-barang terbuat dari plastik.